" JALAN -JALAN MELIHAT PROSES PEMBUATAN BATIK LASEM"
“JALAN - JALAN MELIHAT PROSES PEMBUATAN BATIK LASEM ”
KELAS. : X IPS 3
NOMOR ABSEN : 10
14 SEPTEMBER 2021
Batik tulis Lasem dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, sudah lama dikenal memiliki ciri khas dan tingkat kerumitan cukup tinggi. Ada tiga motif yang menggambarkan Lasem. "Motif Latohan, Sekar Jagad dan Watu Pecah atau Kricak," . Motif Latohan memiliki bentuk seperti bunga dengan bulatan-bulatan kecil. Latohan diambil dari nama Latoh yang merupakan salah satu jenis tanaman laut yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Lasem. Sementara Sekar Jagad merupakan kumpulan motif bunga yang terserak.Watu pecah atau disebut juga watu kricak melambangkan bentuk pecahan batu dan kerikil. Terdapat pula motif seperti tanah retak yang melambangkan tanah Lasem yang kering. Watu pecah merupakan motif yang terinspirasi oleh pekerja paksa zaman pemerintahan Daendels. Ciri khas batik Lasem adalah warna merah yang menyerupai warna darah. Warna merah khas batik Lasem disebut dengan abang getih pithik (merah darah ayam). Warna abang getih pithik ini dihasilkan dari pewarna alam yaitu dari warna akar pohon mengkudu (pace).
kedatangan Laksamana Cheng Ho di Lasem membuat budaya dan tradisi di Lasem kental akan Tiongkok. "Itu juga mempengaruhi batik. Warna dan motif merupakan perpaduan Jawa dan Tiongkok. Motif Burung Hong (phoenix) adalah simbol kebaikan dan dipercaya oleh masyarakat Tionghoa sebagai burung dewa. Motif Naga (Liong)
Motif ini memiliki makna keagungan. Lambang naga sering digunakan sebagai simbol kerajaan Tiongkok yang berarti keagungan. Kupu – kupu adalah Motif ini merupakan lambang dari cinta kasih dimana masyarakat Tionghoa adalah orang-orang yang selalu menyebarkan sikap cinta kasih. Motif motif tersebut kental akan filosofi Tiongkok".
Dalam membuat batik tulis lasem memiliki langkah langkah yang cukup rumit. Langkah – langkah membuat batik lasem sebagai berikut
- Mencuci, yaitu kain mori dibersihkan dengan cara direndam semalaman kemudian pagi harinya dicuci sampai bersih
- Nganji yaitu kain mori putih yang sudah bersih kemudian diberi cairan kanji encer. Tiap potong kain membutuhkan 10-20 gram kanji yang dilarutkan kedalam ½ liter air.
- Mengetel, menghilangkan kanji dari mori dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan minyak kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya. Setelah itu mori diuleni lagi dan dijemur kembali, lalu diuleni dan dijemur kembali. Proses ini diulang sampai tiga minggu lamanya lalu dicuci sampai bersih. Proses ini dilakukan agar nantinya zat warna yang digunakan dalam proses membatik bisa meresap kedalam serat kain dengan sempurna
- Mola, proses memberi pola sesuai dengan motif. Pola batik biasanya sudah dibuat sebelumnya pada kain, bisa dengan cara menjiplak dari pola batik yang sudah ada. Tetapi, tidak jarang pembatik profesional yang sudah mahir langsung menggoreskan pola yang ada diingatan mereka langsung ke kain dengan menggunakan canting.
- Nglengkreng, setelah kain batik diberi pola motif utama, tahap selanjutnya ialah memberikan detail pada motif-motif tersebut. Proses pemberian detail pada motif ini sudah tidak sesulit seperti tahap membuat pola yang dilakukan sebelumnya, namun biasanya proses ini dilakukan oleh pembatik yang sama. Pemberian detail pasa kain batik tentunya disesuaikan dengan motif yang dibuat pada saat pembuatan pola. Proses mola dan nglengkreng ini membutuhkan waktu yang cukup lama serta paling membutuhkan ketelitian yang tinggi dari para pembatik.
- Nglengkreng, setelah kain batik diberi pola motif utama, tahap selanjutnya ialah memberikan detail pada motif-motif tersebut. Proses pemberian detail pada motif ini sudah tidak sesulit seperti tahap membuat pola yang dilakukan sebelumnya, namun biasanya proses ini dilakukan oleh pembatik yang sama. Pemberian detail pasa kain batik tentunya disesuaikan dengan motif yang dibuat pada saat pembuatan pola. Proses mola dan nglengkreng ini membutuhkan waktu yang cukup lama serta paling membutuhkan ketelitian yang tinggi dari para pembatik.
- Isen-isen, mengisi bagian-bagian kain yang masih kosong dengan ornamen-ornamen. Proses ini tidak bisa sembarang dilakukan dengan memberikan ornamen, tetapi juga harus memperhatikan motif dari kain batik itu sendiri. Proses ini bagi kalangan yang paham akan motif batik memiliki makna yang berbeda-beda dan menunjukkan kekhasan dari setiap daerah. Isen-isen pada batik Lasem berupa sawut yang berbeda dengan sawutan pada batik Yogyakarta maupun Solo. Sawut pada batik Lasem lebih seperti garis melengkung yang berkepala diujungnya.
- Nerusi, membatik dengan mengikuti motif pembatikan pertama pada bekas tembusan di sebaliknya. Nerusi tidak berbeda Nglengkreng, setelah kain batik diberi pola motif utama, tahap selanjutnya ialah memberikan detail pada motif-motif tersebut. Proses pemberian detail pada motif ini sudah tidak sesulit seperti tahap membuat pola yang dilakukan sebelumnya, namun biasanya proses ini dilakukan oleh pembatik yang sama. Pemberian detail pasa kain batik tentunya disesuaikan dengan motif yang dibuat pada saat pembuatan pola. Proses mola dan nglengkreng ini membutuhkan waktu yang cukup lama serta paling membutuhkan ketelitian yang tinggi dari para pembatik dengan mola dan batikan pertama berfungsi sebagai pola. Tujuan utama nerusi untuk mempertebal tembusan batikan pertama serta untuk memperjelas sisi lainnya.
- Nembok, adalah menutup gambar dengan malam. Ini merupakan tahap awal dalam proses pewarnaan batik. Sebuah batikan tentu tidak seluruhnya diberi warna, atau akan diberi warna yang bermacam-macam pada waktu proses penyelesaian menjadi kain. Bagian-bagian yang tidak akan diberi warna, atau akan diberi warna sesudah bagian yang lain, harus ditutup terlebih dahulu dengan malam. Cara menutupnya sama dengan cara membatik bagian lain dengan mempergunakan canting tembokan. Canting yang digunakan untuk proses nembok yaitu bercukuk besar.
- Ngelir, yaitu memberi warna pada batik. Batik Lasem dikenal dengan warna merahnya yang khas, seperti warna merah darah ayam, yang tidak bisa ditiru oleh pengrajin batik kota lain. Konon warna itu tercipta karena unsur mineral dalam air yang dipakai untuk mbabar (salah satu proses pewarnaan). Dengan warna merah tersebut muncullah batik bangbiru, batik bangjo, serta batik tiga negeri. Batik tiga negeri adalah batik yang diwarnai di tiga tempat: merah di Lasem, sogan di Solo dan biru di Pekalongan. Proses pewarnaan batik sendiri dilakukan dalam sebuah bak khusus pewarnaan.
- Lorot, proses menghilangkan lapisan lilin yang terdapat pada kain dengan cara merebus dalam air panas. Tujuannya untuk memperjelas motif yang telah di gambar sebelumnya.
- Proses terakhir adalah menjemur kain yang sudah dilorot hingga kering. Kemudian barulah batik yang sudah kering tersebut dilapisi dengan wax serta dipress. Batik siap dipasarkan.
- Nggebuki adalah memukul kain-kain batik yang sudah dilipat dengan menggunakan alas dan alat pemukul dari kayu jati sehingga akan menghasilkan batik tulis yang halus dan terlipat dengan rapi dan siap dipasarkan. Dapat dipahami bahwa batik Lasem merupakan warisan budaya yang dilindungi serta mengandung makna dan sejarah yang kompleks. Peran Tiongkok juga dapat dilihat dari motif batik Lasem.
Membeli batik Lasem dapat membantu perajin batik untuk terus melestarikan karya mereka serta membantu perekonomian bangsa.